Lapangnya Hati
Khutbah Pertama
Hadirin sholat jum’at
yang kami hormati.
Hiruk pikuk kehidupan manusia dengan segala
aktifitas yang terus bergulir tanpa henti adalah yang sering menimbulkan
hambatan yang melahirkan berbagai macam problema dan permasalahan bagi
manusia di muka bumi ini, dan kadang pada akhirnya menimbulkan perasaan
yang tidak tenang, ada yang terasa sempit dan menyebabkan seseoran...g
hilang rasa tenang dan bahagia di dalam kehidupannya.
Karena
itulah kelapangan dada dan ketenangan hati merupakan salah satu nikmat
dan merupakan dambaan setiap insan yang ingin hidup di dunia dalam
keadaaan baik dan penuh anugrah serta kebarokahan dari Allah.
Sungguh di dalam syriat islam telah diterangkan oleh Allah sebab-sebab
yang menyebabkan seorang hamba memiliki hati yang lapang dan bersinar
dan akhirnya dada seorang hamba menjadi lapang, sunguh Allah telah
menyebutkan hal ini sebagai nikmat yang besar yang Allah ingatkan kepada
NabiNya bahwa itu adalah anugrah dan nikmat yang diberikan
kepadanya,Allah berfirman:
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
“Bukankah aku telah melapangkan dadamu(wahai rosul/muhamad)” (QS. Al
insyiroh:1)
Yaitu bukankah Kami telah membuat di dalamnya
lapang, terus bercahaya dan bersinar penuh dengan ketenangan dan
kesejukan dan ini adalah nikmat yang sangat agung dan luar biasa karena
pentingnya nikmat ini dalam kehidupan, bahkan ini adalah permohonan Nabi
Musa kepada Allah setelah beliau diangkat menjadi rosul yang diutus
menuju Fir’aun, beliau berdoa yang diterangkan dalam surat Thaha:
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26
“Wahai tuhanku, lapangkanlah dadaku dan jadikanlah perkaraku menjadi
mudah”
Maka kita bisa memahami besarnya nikmat ini, dan
Alqur’an serta Sunah menjelaskan sejumlah sebab yang mengantarkan hamba
kedalam ketenangan hati kelapangannya dan bersinarnya hati tersebut,
diantaranya Allah berfirman:
أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ
لِلإِسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّن رَّبِّه
“Bukankah seseorang
yang yang hatinya lapang di dalam menerima islam maka hati itu terus
menerus berada dalam cahaya dari robbnya.” (QS. Zumar: 22)
Juga
firmanNya:
فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ
لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا
حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ
الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُون
“Barang siapa yang
dikehendaki Allah mendapat petunjuk maka Allah melapangkan dadanya
menerima islam, dan barang siapa yang Allah kehendaki kesesatan maka
Allah akan menjadilkan hatinya berat dan sempit seakan-akan seolah dia
mendaki langit, dan demikianlah Allah menjadikan kehinaan kepada
orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 125)
Maka
keimanan adalah sebab yang dengannya hati seseorang hamba menjadi lapang
dan bersinar, kalau Ia beriman dengan keimanan yang yang benar kepada
Allah, beriman akan adanya Allah, RububiyahNya, UluhiyahNya, nama-nama
dan sifat-sifatNya dan beriman pula kepada para rasulNya,
kitab-kitabNya,para nabiNya dan hari akhir dan juga pada takdir berupa
takdir buruk atau jelek dan dia menjaga keimanannya di atas tauhid.
Allah berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ
وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“katakan, sesungguhnya
sholatku ibadahku,hidupku dan matiku semuanya milik Allah penguasa alam
semesta” (Q.s: Al an’am 162)
Menunjukan bahwasanya kebahagiaan
ialah ketika hati hanya terfokus kepada Yang Maha satu Dialah Allah
pencipta langit dan bumi, maka dengan keimanan padanya akan tercipta
ketengan dan ketentraman dan kesejukan, cahaya sekaligus petunjuk yang
senantiasa menerangi kehidupannya.
Allah berfirman:
الَّذِينَ
آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ
الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampur keimanannya dengan kedholiman maka mereka akan mendapat
ketenangan dan dia termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (Q.s
Al-An’am: 82)
Kedholiman di sini berarti kesyirikan dan telah
sah keterangan dari rosulullah tentangnya.
Dari sini kita
memahami bahwasanya kesyirikan menyebabkan ketidak amanan dalam
kehidupan dunia, dengan kesyirikan kehidupan hamba akan tidak terarah,
serta akan menghancurkan,sekaligus menodai sehingga menyebabkan hati
menjadi sempit walaupun mungkin berenang dalam lautan kemewahan dunia.
Sedang bahaya syirik di akhirat menyebabkan pelakunya kekal di neraka.
Keamanan di sini yaitu mereka mendapatkan di dunia dan di akhirat,
keamanan di dalam tubuh, keamanan di dalam keluarga dan segala sesuatu
yang ia ingin mendapatkan keamanannya di dalamnya, keamanan yang
menyebabkan dia akan selamat dari berbagai gangguan dan bahaya yang
datang dari manusia atau selainnya.
Dia mendapat pentunjuk di
dunia dan di akhirat,di dunia Allah menunjukan kepada kebahagian,dia
bisa menetapi jalan yang benar dan di akhirat dia ditunjukan jalan yang
menuju kebahagian abadi yaitu Al-Jannah.
Namun sebaliknya siapa
yang menodai kehidupannya dengan kesyirikan, menyembah selain Allah, ia
memohon kepada selain Allah, datang ke kuburan meminta hajat, datang ke
tempat yang keramat atau melempar sesajian ke lautan atau melakukan
bentuk kesyirikan dengan berdoa selain Allah, menyembelih untuk selain
Allah, bernadzar untuk selain Allah, bernadzar kepada selain Allah dan
bentuk kesyirikan yang lain, maka dengan kesyirikan hamba akan sempit
hatinya, di liput dengan duka, dan malapetaka, Allah berfirman:
وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاء فَتَخْطَفُهُ
الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
“Barang siapa yang berbuat kesyirikan maka seolah dia jatuh dari langit,
maka burung menyambarnya atau tertiup angin, maka dia terhempas ke
tempat yang sangat jauh.” (Q.s Al-Hajj 31)
Bahkan dengan
kesyirikan dia akan mendapatkan kehancuran, dengan adanya syirik akan
tersebar bahaya yang senantiasa mengintai kepada dirinya bahkan
masyarakat, Negara, bahkan seluruh manusia, Allah mengingatkan dalam
firmanNya:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا لَقَدْ جِئْتُمْ
شَيْئًا إِدًّا تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ
الأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا أَن دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا
وَمَا يَنبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا
“Mereka
mengatkan bahwa Allah yang maha penyayang memiliki anak, sungguh kalian
telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar, maka hampir saja langit
pecah, bumi terbelah dan gunung hampir runtuh ketika mereka mengatkan
Allah punya anak, dan tidaklah Allah yang penyayang memiliki anak.”
(Q.s: Maryam: 88-92)
Kemudian Allah mensucikan diriNya:
إِن
كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ إِلاَّ آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا
لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَرْدًا
“Tidak ada yang ada di langit dan bumi
kecuali datang kepada Allah dengan sebagai hamba sungguh Allah
menghitung mereka dengan hitungan yang teliti, dan semuanya datang
kepadaNya dalam keadaan sendiri-sendiri. (QS. Maryam: 93-94)
Maka bagi siapa yang ingin dilapangkan hatinya maka supaya memurnikan
ibadah hanya kepada Allah semata,sehingga kehidupannya menjadi indah dan
ini bisa terwaujud jika dia benar-benar bertawakal dengan
sebenar-benarnya tawakal, hasilnya rizkinya akan di tanggung oleh Allah
seperti dalam sabda Rosulullah:
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى
اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو
خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Jika sekirannya kalian tawakal
dengan sebenar-benarnya tawakal sungguhAllah akan memberi rizki kepada
kalian seperti Allah memberi rizki kepada burung yang dalam keadaan
lapar di waktu pagi tapi ketika dia pulang ke sarang waktu sore dia
sudah dalam keadaan kenyang.” [H.R Ahmad, Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu
Majah, dll ]
Perhatikanlah burung dia tidak memiliki simpanan
makanan tidak punya gudang makanan juga tidak ada uang yang di Bank
namun ketika dia berangkat dalam keadaan perut kosong di pagi hari saat
menjelang sore dia telah memenuhi perutnya dengan makanan,ini semua
karena bimbingan Allah dan rizkinya, dan ini akan di berikan kepada
mereka yang bertawakal kepaNya dengan sebenar-benarnya, maka tidak rugi
orang yang mentauhidkan Allah, berbakti padaNya dan tidak durhaka kepada
Allah dengan melakukan kesyirikan, hasilnya dia mendapat ketenangan
jiwa, keluasan hati, penuh cahaya, dan barokah dalam kehidupannya, yaitu
dengan komitmen menjalani kehidupan dengan berdasarkan bimbingan Allah
yang Dia turunkan berupa Alqur’an dan wahyu yang di berikan kepada
Rosulnya berupa Alhadits, Allah telah mempertegas dalam firmanNya:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ
كُنتُ بَصِيرًا قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ
الْيَوْمَ تُنسَى
“Barang siapa yang berpaling dari
peringatanku(Alqur’an)maka baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan
membangkitkannya di hari kiamat dalam keadaan buta, dia bertanya: wahai
robku, kenapa Engkau bangkitkan saya dalam keadaan buta, padahal kami
dulu bisa melihat, maka Allah menjawab, demikianlah kami datankan kepada
kalian ayat-ayat kami namun engkau melalaikannya, demikianlah hari ini
engkau dilupakan.” (Q.s: Thaha: 124-126)
Ini adalah jaminan
dari Allah yaitu barang siapa yang mengikuti alqur’an dan As-sunnahdalam
seluruh sisi kehidupannya maka Allah menjamin ketenangan dan
kebahagian, sebaliknya yang berpaling dan Alquar’an dan sunah maka Allah
menjadikan kehidupan yang penuh kesempitan. Maka seseorang hendaknya
menjaga dirinya dalam jalur Alqur’an dan assunnah.
Sebab yang
lain yang menyebabkan hatinya menjadi lapang adalah dia mencintai Allah
dengan cinta yang paling besar di banding dengan yang lain siapapun dia,
disebutkan dalam hadits dalam bukhori muslim yaitu menjelaskan tiga
perkara yang siapa mendapatkan 3 perkara ini maka dia akan merasakan
manisnya keimanan di dalam hatinya, yaitu:
1. Dia mencintai
Allah dan rosulNya dengan kcintaan yang paling tinggi.
2. ia
mencintai seseorang karena Allah.
3. ia benci di kembalikan ke dalam
kekafiran seperti bencinya jika dia dilempar ke dalam neraka.
Allah dan rosulNya paling didengar dan ditaati, kepentingan apapun jika
bertentangan dengan kepentingan Allah Rosul maka dia mendahulukan Allah
dan ROsul sebagai bukti cinta kepadanya, dengan kecintaan seperti ini
akan menciptakan kesejukan di dalam hatinya, betapa nikmat jika ia
mendahulukan Allah dan rosulnya, maka jik ia mencintaiNya dengan
menempuh sebab kecintaan maka dia akan dicintai Allah, hasilnya,
bersabda Rosulullah:
“Barang siapa yang menyakiti waliku maka
sungguh dia telah membuka peperangan denganKu, dan sesuatu yang paling
Aku cintai yang dengannya hamba mendekat kepadaku adalah hamba
melaksanakan yang Aku wajibkan kepadanya, dan jika hamba selalu
melakukan amalan yang sunah untuk mendekatkan kepadaKu sampai Aku
mencintai hamba tersebut, jika Aku sudah mencintainya maka Aku menjadi
penengarannya yang dia mendenger dengannya dan Aku menjadlimata yang dia
gunakan untuk melihat dan aku menjadi tangannya yang dia mengunakannya,
dan Aku menjadi kakinya yang dia berjalan dengannya”
Maksudnya
Allah bersamanya dalam setiap keaadaanya, yaitu dengan menolong dan
mengawasinya, (bukan berarti Allah bersama menyatu dengan hamba dan ini
adalah salah)
Khutbah kedua
Hadirin sholat jum’at yang yang
saya hormati dan saya mulyakan.
Diantara sebab yang menjadikan hati
hamba menjadi lapang yaitu hendaklah seseorangmemperbanyak dzikir
kepada Allah, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
“Wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir
yang banyak, dan sucikan dia di setiap pagi dan siang” (Q.s: al
ahzab:41)
Dan firmanNya:
أَلاَ بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوبُ
“Ingatlah dengan dzikir hati akan menjadi tenang”
(QS. Ar-Ra’ad: 28 )
Juga firmanNya:
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
“Ingatlah,
berdzikirlah kepadaku maka aku akan mengingatmu, dan bersyukurlah
kepadaku dan jangan ingkar kepadaKu” (Q.s Al-Baqarah: 152)
Perhatikanlah kalau seseoran senantiasa mengingat Allah, maka dia akan
selalu mengingatnya sehingga jika dia mengalami masalah, Dia akan
membantunya menyelesaikannya dan membuang dan Allah mengganti yang lebih
baik dengan yang lebih baik sehingga hatinya menjadi lapang.
Mengangungkan membesarkan dan memuji Allah adalah kehidupan seorang
muslim yang hendaknya dipahami, maka seluruh hidupnya bisa dimanfaatkan
dengan berdzikir kepada Allah, dzikir adalah kalimat yang sangat ringan
diucapkan dalam lisan dan sangat berat di timbangan amal, bahkan
alqur’an dimudahkan untuk berdzikir:
وَلَقَد تَّرَكْنَاهَا
آيَةً فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
“Dan sungguh alqur’an kami mudahkan
untuk berdzikir, maka adakah orang yang mau berdzikir.”(QS. Al Qomar:
17)
Diantara sebab yang menjadikan hati menjadi lapang adalah
ia banyak bertaubat dan mensucikan diri, tidak diragukan manusia dalam
kehidupannya pasti terjatuh dalam kesalahan, kelalaian, kelupaan, bahkan
dosa. Jangankan kita, rosulullah yang telah diampuni dosa yang telah
dilakukan dan belum dilakukan sewaktu hidupnya, beliau memperbanyak
bertaubat dan beristiqfar dalam sehari sebanyak 100x maka kita hendaknya
lebih butuh lagi untuk meminta ampun mengingat banyaknya dosa yang kita
lakukan. Dengan istigfar Allah menjanjikan kelapangan hati bahkan
dibukakan menfaat dan keutamaan yang lain, Allah menerangkan dalam
firmannya:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ
وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارً
“Minta ampunlah kepada robb kalian sesungguhnya dia maha pengampun, dia
akan menurunkan dari langit untuk kalian hujan yang lebat, dan Dia akan
menjadikan kebun dan sungai-sungai yang deras mengalir.” (Q.s Nuh:
10-12 )
Ayat di atas merupakan janji dari Allah, sedang para
Nabi mengajak dan mengabarkan:
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ
ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ
“Wahai kaumku mintalah ampun kalian kepada robb kalian dan
bertaubatlah padaNya, dia akan mencurahkan hujan dari langit dan dia
akan menambah kekuatan kalian berlipat-lipat, dan janganlah
mengasihi(menjadikan wali) orang-orang kafir.”
Ini di abadikan oleh
Allah dalam surat Hud ayat: 52.
Maka dari sini kita fahami
pentingnnya beristigfar dan bertaubat kepada Allah dalam kehidupan ini,
dan pentingnya introspeksi diri lalu memperbaiki diri dan senantiasa
bertaubat kepada Allah. Mensucikan diri adalah dengan melakukan
amalan-amalan yang dulunya ditinggalkan dari kebaikan, dan membersihkan
diri dari dari kemaksiatan dan dosa yang di lakukan, dan Allah
menjanjikan keberuntungan:
وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا قَدْ أَفْلَحَ
مَن زَكَّاهَا
“Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan
diri, dan sungguh celaka orang yang terus mengotori dirinya.”
Dan Allah menyebutkan keutamaan orang-orang yang mendapatkan surga yang
mengalir dibawahnya sungai-sungai:
وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ
عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُوْلَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى جَنَّاتُ
عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ
جَزَاء مَن تَزَكَّى
“Barang siapa yang menghadap Allah dengan
keadaan beriman dan berbuat kebaikan maka mereka mendapatkan derajat
yang tinggi berupa surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dari
bawahnya, mereka kekal di dalamnya dan itu ba;asan bagi orang yang
mensucikan diri.” (Q.s Taha 75-76 )
Karena itu mensucikan diri
dan bertaubat kepada Allah adalah hal yang sangat penting, khususnya di
hari ini di mana banyak musibah yang menjadi peringatan bagi kita semua.
Mudah-mudahan kita dijadikan orang yang selalu bertaubat sehingga
termasuk hamba yang mensucikan diri, sehingga kita semua selamat dari
musibah di dunia dan lebih-lebih di akhirat:
وَمَا كَانَ اللَّهُ
لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ
يَسْتَغْفِرُونَ
“Tidaklah Allah menyilksa kaumNya sedang
engkau wahai Muhamad berada di sisi mereka, dan Allah tidaklah menyiksa
mereka dalam keadaan mereka beristiqfar.” (Q.s Al-Anfal 33)
Juga dengan istigfar akan menyebabkan datangnya rahmat dari Allah:
“Andaikata kalian beristiqfar kepada Allah niscaya kalian akan
dirahmatiNya.”
Mudah-mudahah kita dijadikan orang yang selalu
beriman kepada Allah bertakwa kepadaNya bertauhid, dan menjadi hamba
yang banyak beristiqfar dan bertaubat, sungguh dosa kita, dan kesalahan
kita sangatlah banyak, dan Allah masih merahmati kita dengan menjalani
hari- hari sebagai bukti rahmatNya, mudah-mudah hari yang tersisa yang
akan kita lewati kita bisa menggunakan untuk selalu bertaubat dan
beristilqfar kepadaNya, karena dekatnya kematian yang akan kita temui,
dan kita tahu kapan tapi kita yakin akan datangnya:
أَيْنَمَا
تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ
مُّشَيَّدَةٍ
“Dimanapun kalian berada sungguh kematian akan
menemuai kalian walaupun engkau bersembunyi di balik dinding yang sangat
tinggih lagi kokoh.”
Semoga kita diampuni oleh Allah dan
diberi manfaat dari segala kemanfaatan baik yang kita ketahui atau tidak
, dan mudah-mudahan Dia tidak menjadikan malapetaka bagi kita
semua.Wallahuta’ala a’lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar